Labels

Followers

Translate

Thursday, April 1, 2010

tragedi SBY datang ke-KAJEN


tragedi SBY datang ke-KAJEN dalam peresmian STAI MAFA

PATI- Hanya demi sepucuk surat yang hendak disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, seorang anak kecil nekat menerobos barisan pengawal presiden. Alektrika Nurun Nafiah, bocah itu, tak memedulikan ketatnya penjagaan saat itu.

Peristiwa tersebut terjadi ketika SBY bersilaturahmidengan tokoh masyarakat dan civitas akademika Sekolah Tinggi Agama Islam Mathaliul Falah (Staimafa) Pati, kemarin. Mengetahui ada yang menerobos pengawalan, Paspampres dengan sigap mencegah anak itu mendekati orang nomor satu di negeri ini. Namun Alektrika tetap nekat.


SBY yang mengetahui kejadian itu, menghentikan langkahnya ketika hendak memasuki mobil. Dia selanjutnya meminta Paspampres memberikan jalan kepada anak itu untuk bertemu dan bersalaman langsung dengannya.

Menurut Alektrikam, surat yang disampaikan kepada SBY berisi permintaan agar biaya pendidikan murah. Siswi SMP Islam Terpadu Al Masyhur, Kayen, Pati itu memberanikan menulis surat kepada presiden karena priharin atas nasib temannya, Sulastri.
’’Dia anak cerdas dan berprestasi, tapi justru putus sekolah karena tidak punya biaya,’’ katanya.

Terkait dengan masalah biaya pendidikan, menurut SBY, ke depan anggaran pendidikan akan dialokasikan secara adil. Bukan hanya mengutamakan lembaga pendidikan umum, juga lembaga pendidikan Islam maupun pondok pesantren.

Sebelum ke Staimafa, SBY berkunjung ke kediaman Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh di Desa Kajen, Margoyoso, Pati. Presiden bersama Ibu negara Ani Yudhoyono hanya sekitar 15 menit di kediaman pengasuh Ponpes Maslakul Huda itu. Menurut Kiai Sahal, silaturahmi memiliki sejumlah manfaat. Selain menghindari miskomunikasi, dapat sebagai media saling mengingatkan.

Dia juga menjelaskan pentingnya peran pesantren dalam pendidikan dan dakwah kepada masyarakat. Keberadaan pesantren selalu diikuti perubahan dan perbaikan tatanan kemasyarakatan serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Jangan Memfitnah
Ketika bersilaturahmi dengan 1.000 ulama dan mursyid Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Muktabaroh An-Nahdliyyah se-Indonesia, di hotel Gumaya, Jalan Gajahmada Semarang, SBY mengingatkan para ulama tentang pelaksanaan pemilihan presiden yang makin dekat.

’’Mari kita ajak masyarakat untuk mengikuti proses demokrasi dengan baik. Saya menghormati Bapak Jusuf Kalla dan Wiranto. Saya juga menghormati Ibu Megawati dan Pak Prabowo. Tidak baik fitnah-memfitnah, saling menyerang dan hujat-menghujat. Hormati satu dengan yang lain,’’ katanya.

SBY pada kesempatan itu didampingi sejumlah menteri antara lain Menag Maftuh Basyuni, Menkominfo Muhammad Nuh, Menseskab Sudi Silalahi, Mendiknas Bambang Sudibyo, Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng dan staf khusus Mayjen TNI Kurdi Mustofa.

’’Alhamdulillah hampir semua kiai dan ulama yang kami undang, hadir mengikuti silaturahim ini,’’ kata Habib Lutfi bin Ali Yahya, Rois Aam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Muktabaroh An-Nahdliyyah.

Acara dibuat sangat singkat terdiri dari pembacaan Alquran qari internasional H Solihul Hadi, tausiyah Habib Lutfi dan pengarahan presiden. Upacara ditutup dengan pembacaan doa dipimpin KH Abdul Basyir dari Kudus.

Sejumlah kiai yang tampak hadir antara lain KH Muslim Riva Imampuro (Mbah Liem) Klaten, KH Ali Mas’ud Blater Kabupaten Semarang, KH Aziz Masyhuri Jombang, Jatim, Rois Syuriyah PWNU Jateng KH Masruri Mughni, dan KH Mahfudh Ridlwan Salatiga, dan juga mantan Gubernur Jateng Ali Mufiz.

Adapun Dr KHMA Sahal Mahfudh, Dr KH Mustofa Bisri, dan KH Maemun Zubair menunggu di rumah masing-masing karena Presiden dan Ibu Any Yudhoyono berkunjung ke pesantrennya.

Tetap Silaturahmi
Dalam sambutannya presiden mengatakan bahwasanya para calon presiden silakan berkompetisi. Namun hendaknya tidak boleh memutus silaturahmi.

”Pemilu kan hanya sebentar. Apa lantas selama lima tahun tidak bersatu lagi? Bermusuhan itu tidak baik,’’ katanya.
Selain itu, beliau juga mengajak untuk berpolitik yang sehat, santun dan beretika. ’’Serahkan semuanya pada Allah SWT dan rakyat sendiri yang akan memilih,’’ katanya disambut tepuk tangan hadirin.

Habib Lutfi bin Ali Yahya menambahkan bahwa acara dalam rangka Kebangkitan Nasional Ke-101 tersebut merupakan perwujudan rasa syukur para ulama terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Di Rembang, SBY juga bertemu ulama, ribuan santri, dan tokoh masyarakat setempat. Acara dipusatkan di Pondok Pesantren Al Anwar.

Presiden meminta agar pondok pesantren bisa terus berperan aktif dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik. ‘’Karena ciri-ciri masyarakat yang baik adalah masyarakat yang religius, rukun dan tertib,’’ katanya. (H19, H49,H55-46)

0 comments:

Post a Comment